Sedikit penggalan OST AADC 2 itu cukup mewakili betapa saya udah lama ninggalin blog ini dan meskipun belum nyampe ratusan purnama, tapi cinta saya ke Rugby masih belum berlalu kok.. HAHAHA..
Sudah 4 bulan ini saya di Inggris.. menikmati hidup dan menambah ilmu bagaimana Rugby dimainkan dan menjadi pedoman hidup oleh banyak orang di negara asalnya. Sudah cukup banyak pengalaman yang saya alami atau opini saya mengenai Rugby di Negara asalnya ini dan alangkah baiknya kalau saya coba tuliskan di blog ini..
Rasanya udah saatnya kembali menulis untuk blog ini setelah sekian lama sibuk ngurusin website lain dan kerjaan.. mumpung sekarang lagi di negara yang menghasilkan olahraga Rugby tercinta ini, rasanya saya punya kewajiban untuk menulis..
Tulisan ini sengaja dibikin sebagai janji untuk kembali mengisi blog ini…
jadi kalau saya ngga nulis juga abis tulisan ini.. tolong toyor kepala saya kalo ketemu dijalan yak?!
Untuk memulai sesuatu memang lebih mudah daripada mempertahankannya. Kita bisa bertekad untuk hidup sehat dan berjanji untuk berolahraga rutin, membeli sepatu lari atau bahkan membayar keanggotaan di suatu gym untuk keanggotaan selama setahun dengan gampang. Namun yang berat adalah kita harus bisa membuktikan janji itu secara rutin. Saya sendiri sudah dua kali membayar keanggotaan tahunan ke suatu gym tapi tidak pernah berhasil datang ke gym itu sama sekali…
Begitu juga dengan memulai suatu club rugby. Kita tidak hanya bertanggungjawab untuk diri sendiri, tapi kita juga harus bertanggungjawab untuk seluruh anggota club.
Jakarta Banteng Rugby Club berdiri pada tahun 2005, karena saat itu Indonesian Development Rugby yang mengusung rugby di Indonesia merasa perlu ada club rugby di Jakarta untuk memberikan peluang kepada warga Jakarta untuk mencoba rugby. Club ini sudah melalui banyak fase yang terus menguji keberlangsungan club ini. Tapi kali ini saya tidak akan membahas mengenai Jakarta Banteng Rugby. Saya mau mencoba mengangkat keberhasilan tiga club baru di Indonesia: Bogor ‘Rusa’ Rugby, Malang Rugby Football Club dan Jogjakarta ‘Chiefs’ Rugby Club.
Tulisan ini awalnya saya tulis untuk Persatuan Rugby Union Indonesia, namun saya merasa perlu share disini..
Rabu, 23 Januari 2013 yang lalu kita menyaksikan sejarah baru di Rugby Indonesia. SMA Pangudi Luhur menyelenggarakan turnamen Rugby 7s antar SMA untuk yang pertama kali. Turnamen ini diadakan di Lapangan ABC Senayan dan diikuti oleh 8 team, yaitu SMA Darunnajah, SMA Lab School, SMA Tirta Marta, SMA Al Chassanah, Banteng Boulders dan SMA Pangudi Luhur sendiri mengirimkan 3 team. Ini juga membuktikan betapa menariknya 2013 untuk dunia Rugby Indonesia seperti yang sudah saya tulis di tulisan sebelumnya
Masih di penghujung akhir bulan January 2013… ngga ada salahnya mengingat beberapa hal yang gw anggap penting di tahun 2012…
Momen pertama.. February 2012. Disaat kita sedang sangat kecapean dengan latihan fisiknya, coach Jamie menyampaikan kata-kata yang sangat menarik, bahwa untuk bermain rugby, kita membutuhkan dua hal wajib:
Hi! Ini sudah Desember! Sudah tiba di penghujung tahun 2012 dan sudah saatnya kita mencoba mengukur keberhasilan Indonesia dalam bidang olahraga. Saya akan coba bahas sedikit mengenai olahraga secara umum kemudian mengenai Rugby di Indonesia tahun 2012 ini.
Masih ingat betapa bangganya kita setelah dinobatkan sebagai pemenang SEA Games 2011? Betapa meriahnya acara pembukaan dan penutupan SEA Games tahun lalu? Betapa Sexy bagusnya penampilan Agnes Monica pada acara itu? Keren banget! 2011 merupakan tahun yang indah untuk olahraga di Indonesia pada umumnya.
Nah..Tahun 2012 ini seperti ujian untuk gelar juara SEA Games tersebut.
Sejak sebulan ini saya mencoba memelihara kumis. Dari 1 November hingga sudah mendekati akhir bulan ini, saya merasakan bagaimana rasanya memiliki kumis. Kadang masih merasa aneh sendiri melihat diri saya di cermin.. Teman-teman di kantor banyak yang ngeledek kalo saya ngga cocok pakai kumis.. Katanya ngga cocok sama muka, ngga cocok sama kelakuan.. lha, emangnya kalau punya kumis, kelakuannya harus seperti polisi ya? Hehehe..
Sejak tahun 2005 gw jatuh cinta dengan rugby. Rasanya ngga berlebihan kalau gw bilang bahwa Rugby menemukan gw dan merubah hidup gw.. Disamping semua tuntutan disiplin dan penghormatan (respect) yang diajarkan di Rugby, kita semua juga diajarkan bahwa ukuran badan tidak menjadi masalah utama dalam rugby, namun kebesaran hatilah yang perlu dijadikan pedoman dan kekuatan rugby.
Gw terus mempercayai itu.. terutama karena badan gw ngga besar.. 🙂
Pada bulan Oktober yang lalu, Jakarta Banteng mendapat pelajaran yang berharga di Bali Rugby Fest dimana sang juara bertahan harus mengakui kekalahannya di Semi Final oleh team Papua Cendrawasih. Terlalu banyak pelajaran yang bisa gw ambil di turnamen itu. Namun yang ingin gw share kali ini adalah mengenai Most Valuable Player di Turnamen Bali Rugby Fest itu. Namanya adalah Luke Snedden, main untuk team Bali Chilli’s.
Semua orang yang melihat Luke main rugby pasti akan terkesan. Tidak akan ada lawan yang menganggap remeh dia bermain rugby. Dia bisa menerima bola, lari dengan bola itu, pass, tackle dengan sempurna. Ga ada yang percaya Luke bisa bagus main rugby pada awalnya. Gw aja sempat beberapa detik tidak percaya saat melihat Luke bermain rugby di turnamen rugby terbesar di Indonesia ini. Bagaimana mungkin dia bisa melakukan semua hal itu dengan sempurna? Kebayang ngga latihannya harus seberapa keras untuk bisa mencapai keahliannya sekarang? Pada akhir turnamen gw sempatkan menyapa Luke dan memberikan selamat atas penghargaan MVP nya.
Luke berasal dari Australia dan beberapa hari sebelum turnamen Rugby ini dia mendadak datang ke team Bali Rugby dan menanyakan apakah dia boleh ikutan main di turnamen ini. Kebayang ngga ekspresi team Bali Rugby pas didatengin Luke? 🙂
Blog ini sudah lama ditulis namun gw merasa kalian semua tidak akan percaya bahwa Luke bisa melakukan semua hal itu. Untungnya Tsunami Sports ternyata membuat Video ini. Silahkan ditonton dan semoga paradigma Rugby harus dimainkan oleh orang gede itu udah hilang.. Salute Luke..
Suatu hari di tahun 2007, gw sedang iseng melihat dagangan penjual DVD bajakan di daerah tebet. ‘Lapak’ DVD bajakannya kecil, hanya buka malam hari, disaat tebet makin rame dengan distro dan tempat nongkrong dan cafe nya. Mendadak gw melihat satu cover DVD film Jepang yang menampilkan adegan Rugby. Judulnya: School Wars: HERO. Dengan semangat gw langsung mengambil dan membaca ‘resensi’ singkat dibelakang DVD nya. Wow! Ternyata film itu mengenai bagaimana seorang guru di Jepang merubah suatu sekolah yang terkenal dengan kenakalan dan kekerasan remaja menjadi sekolah yang terkenal dengan kekompakan, disiplin dan kejujurannya. Dengan tidak sabar gw langsung bayar dan setengah berlari pulang ke kos.
Rhinos adalah sebutan untuk Tim Nasional Rugby Indonesia.
Sering disebut dengan Badak Jawa atau Javan rhinoceros / Sunda rhinoceros atau lesser one-horned rhinoceros (Rhinoceros sondaicus).
I had the honor to represent Indonesia back in 2006,2007 and 2008. such an amazing experience. 7 caps total, and I was the captain for the 2007 Rhinos. Impressive? not really.. I have to say I was lucky and also the fact that we dont have thousands of rugby players back then..